30 September 2013

Segala Rasaku Mulai Mencintaimu

Ku tulis ini ketika waktu menyadarkan ku..
Ku tulis ini saat ku tahu pertemuan akan berujung perpisahan..
Dan ku tulis ini ketika aku paham saat ku tahu hati tak bisa dipaksakan...

Waktu itu, setengah tahun yang lalu
Aku ingat,
Pertama kali pertemuan kita berawal dari jentikan jemari yang biasa
Waktu itu, aku tak paham siapa kamu ?
Bagaimana sikapmu ?
dan bagaimana hatimu ?

Dari waktu yang berlalu,
lama kelamaan kamu menjadi a-lasan pancaran sipu malu-ku
Entah apa sebabnya dan entah kenapa,
Juga,
tiba - tiba pada mata yang melirik penuh makna
tertuju pada kalimat - kalimat yang kau tempa
secara tak langsung pula kamu ukir lengkungan manja pada wajah yang tak saling sapa.

Dari waktu yang tlah lalu..
Aku merasakan hilangnya sepiku karenamu, pula..
hadir rasa yang ikut pada lampiran - lampiran malu
Rasa, yang ku simpan dalam kandang suara yang  membisu

Ah, sudahlah..
Rasanya sulit untuk dimiliki,
adalah awal pemikiran hati yang tak tentu ini.
karena, siapa yang tahu hati juga pikiran seseorang ?!!
Hanya dapat mengandalakan insting juga indra yang tertera pada lirih jiwa ini.
Sebagai reakaman hati yang tlah lama mati.
Waktu itu..
Kamu, menjadi bayang - bayang yang memenuhi setiap sudut pemikiran,
menjadi pengakhir  sebuah  tujuan.
Namun,
Apakah "iya" ada padamu ?
Iya yang kusebut sebagai pertanda cinta, yang mulai tumbuh..
Pada karangan hati yang tertutup sendu /?
Pada senyuman yang terdengkur pilu ?
Juga pada tuju yang kusebut rindu ?

Saat itu juga..
Takutku meraja lela..
Menghantui setiap tanda yang kau buat,
pada, setiap harapan yang tersangkut pada langit yang enggan berbicara.
Harap yang katanya dusta untuk dikata..
Takutku tak hanya sebatas harap, yang mungkin saja dapat terlelap.
Tapi juga,
rasa yang sudah ku tentukan tempatnya.
Tempat yang kuberi nama "kamu"
Dan..
Takutku tak hanya sebatas itu,
Cemasku juga mulai mencintaimu
Betapa iya sangat mengkhawatirkanmu lebih dari rasa takut yang kusimpan
dalam diam.

Kini, aku mengerti..
Seberapapun obsesi yang ku tinggikan, jika Tuhan tidak menakdirkan,
maka kamu adalah kamu, pula aku adalah aku.
Bukan kata yang berarti "kita".

0 komentar:

Posting Komentar

 
;